TKIT AL MADINAH
Diterbitkan pada 2025-10-30 - Oleh Admin Website
Puncak
Tema Budaya Jawa : Menumbuhkan Cinta Budaya Sejak Dini
Dalam
rangka mengenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada anak-anak, sekolah swasta
unggulan TKIT Al-Madinah menggelar kegiatan Puncak Tema Budaya Jawa dengan
penuh semangat dan keceriaan. Acara ini menjadi bagian dari pembelajaran
tematik yang mengangkat nilai-nilai kearifan lokal serta menanamkan rasa cinta
terhadap budaya bangsa sejak usia dini.
Kegiatan
yang dilaksanakan di lingkungan sekolah ini diikuti oleh seluruh peserta didik,
guru, dan juga para orang tua. Sejak pagi, suasana sekolah tampak semarak
dengan hiasan bernuansa Jawa serta anak-anak yang mengenakan busana adat Jawa
seperti kebaya, jarik, dan blangkon.
Acara
dibuka dengan sambutan Kepala Sekolah TKIT Al-Madinah Ibu Hani Rohani, S.Si.,
M.Pd. yang menyampaikan bahwa pengenalan budaya kepada anak sejak dini sangat
penting sebagai bentuk pembentukan karakter dan identitas bangsa. “Melalui
kegiatan ini, anak-anak belajar menghargai perbedaan dan menumbuhkan rasa
bangga terhadap budaya Indonesia,” ujar beliau.
Kegiatan
tahunan ini dihadiri pula oleh jajaran manajemen YPI Ar-Rohman, dalam
sambutannya Direktur IPTEK, Bapak Dr. Asep Mulyana, M.Pd. meyambut baik
kegiatan ini dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada anak-anak,
orang tua dan juga segenap guru.
Pada
kegiatan kali ini menampilkan tiga belas tarian dari DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seluruh siswa tampil dengan penuh semangat. Acara
semakin meriah dengan adanya bazar yang dikelola oleh korlas masing-masing.
Para
orang tua di sekolah ramah anak ini turut berpartisipasi dengan mengenakan
pakaian adat dan mendampingi anak-anak selama kegiatan berlangsung. Keceriaan
terpancar di wajah anak-anak yang antusias mengikuti setiap rangkaian acara.
Melalui
kegiatan Puncak Tema Budaya Jawa ini, Sekolah Al-Madinah sebagai sekolah Islami
berharap dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya sendiri, menanamkan
nilai-nilai luhur seperti sopan santun, gotong royong, dan hormat kepada orang
tua, serta memperkuat karakter Islami dalam bingkai budaya lokal.
Kegiatan
ini menjadi bukti nyata bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang
menyenangkan, bermakna, dan berakar pada budaya bangsa. (Nurmaidah, S.Pd.Gr.)